Seorang pengurus sebuah kebun binatang mendapat panggilan telepon mengenai kematian seekor gajah di kebun binatang tersebut. Sebagai langkah pemeriksaan, pengurus tersebut telah pergi ke kandang gajah tersebut dan mendapati ada seorang lelaki menangis bersebelahan dengan bangkai gajah tersebut.
Pengurus : Sebagai penjaga gajah, saya paham kesedihan yang kamu tanggung kerana apabila hewan yang kita sayang dan rawat sudah mati.
Lelaki : Saya bukan penjaga gajah ini, tuan. Tetapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kubur dan menanamnya.
Pengurus : Sebagai penjaga gajah, saya paham kesedihan yang kamu tanggung kerana apabila hewan yang kita sayang dan rawat sudah mati.
Lelaki : Saya bukan penjaga gajah ini, tuan. Tetapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kubur dan menanamnya.
Bambang : apa lo g seneng..??
Aji : ehh loo g usah bacot
Bambang : ehhh biasa dong g usah nyolot
Aji : dieem loo
Bambang : apa lo maunya apa..??
Aji : ehhh gw g ngajak ribut ya.
Bambang : dasar banci lo..!!
Aji: siapa yg banci..??
Bambang :lo..!!
Aji : lo tuh...!!!
dan akhirnya..
Aji : apa lo berani ama gw..?? hah..!!!
Bambang : enggak kok
Aji : sama gw juga ga berani ma lo.....
Aji : ehh loo g usah bacot
Bambang : ehhh biasa dong g usah nyolot
Aji : dieem loo
Bambang : apa lo maunya apa..??
Aji : ehhh gw g ngajak ribut ya.
Bambang : dasar banci lo..!!
Aji: siapa yg banci..??
Bambang :lo..!!
Aji : lo tuh...!!!
dan akhirnya..
Aji : apa lo berani ama gw..?? hah..!!!
Bambang : enggak kok
Aji : sama gw juga ga berani ma lo.....
Kakek Buta (KB) dan Kakek Tidak Buta (KTB) sedang jalan-jalan ke bukit di dekat pinggiran danau. Dan terjadilah percakapan seperti ini.
KB : Eh,eh ada cewe telanjang.
KTB : Mana mana.. Oh ia tuh di danau.
KB : Ia kali di danau..
KTB : Loh kok kamu bisa tau sih ada cewe telanjang kamu 'kan buta
KB : Ya ialah saya tau orang anu saya berdiri..
KB : Eh,eh ada cewe telanjang.
KTB : Mana mana.. Oh ia tuh di danau.
KB : Ia kali di danau..
KTB : Loh kok kamu bisa tau sih ada cewe telanjang kamu 'kan buta
KB : Ya ialah saya tau orang anu saya berdiri..
Suatu hari ada orang gagap dateng melamar jadi salesman...
"P...Ppper..misi.....," salam si gagap.
"Ada perlu apa nih pak?"
"S..ss..saya....mmm..mmmau mme...lammmarrrr jj..jjadi sales pak,"
"Yang normal, cakep dan cantik aja nggak gablek ngejualnya!!"
"Bbb..bb.bisa pak," jawabnya mantap.
Esok harinya, ternyata nggak sampe setengah hari, terjual 10. Dikasih 20 buku,..... dan laku juga semuanya. Begitu seterusnya sampe buku tersebut menjadi best seller.
Pada saat malam resepsi penghormatan, sampailah waktu si gagap memberikan rahasia menjual buku.
"Ss...ssederha..ha...na kok, ss...saya cc..ccum...cuman... ,,
"Ss..sa..saya..cc..cuman..tt..ta..tanya ssaja ke cc..ccal... cal…calon pembelinya, An...anda mmau bb...bbbeli..bbu..bu..ku ini atau... mma..mmau..ss..sa..saaa ya ya ...BACAIN..... ?????"
"P...Ppper..misi.....," salam si gagap.
"Ada perlu apa nih pak?"
"S..ss..saya....mmm..mmmau mme...lammmarrrr jj..jjadi sales pak,"
"Yang normal, cakep dan cantik aja nggak gablek ngejualnya!!"
"Bbb..bb.bisa pak," jawabnya mantap.
Esok harinya, ternyata nggak sampe setengah hari, terjual 10. Dikasih 20 buku,..... dan laku juga semuanya. Begitu seterusnya sampe buku tersebut menjadi best seller.
Pada saat malam resepsi penghormatan, sampailah waktu si gagap memberikan rahasia menjual buku.
"Ss...ssederha..ha...na kok, ss...saya cc..ccum...cuman... ,,
"Ss..sa..saya..cc..cuman..tt..ta..tanya ssaja ke cc..ccal... cal…calon pembelinya, An...anda mmau bb...bbbeli..bbu..bu..ku ini atau... mma..mmau..ss..sa..saaa ya ya ...BACAIN..... ?????"
Anak baru(AB) dan anak lama(AL) sedang mengobrol saat pelajaran fisika.
AL: eh lu anak baru ya?
AB: iy...
AL: hati" lu sama bu fisika, lu kalau salah sedikit bisa di gampar
AB: ooh...gw udah tahu
AL: iy, gurunya udah jelek, gembel gitu mukanya, mana miskin lagi!!
AB: ooh...gw udah tahu
AL: pokoknya ntar kalau pulang kita kerjain yuk! kita siram pake air go, kalau perlu kita gebukin sampe mampus tuh guru jelek!!! ,eh ngomong-ngomong ko lu dari tadi bilang "ooh...gw udah tahu"?
AB: gw anaknya. !!!!!
AL: eh lu anak baru ya?
AB: iy...
AL: hati" lu sama bu fisika, lu kalau salah sedikit bisa di gampar
AB: ooh...gw udah tahu
AL: iy, gurunya udah jelek, gembel gitu mukanya, mana miskin lagi!!
AB: ooh...gw udah tahu
AL: pokoknya ntar kalau pulang kita kerjain yuk! kita siram pake air go, kalau perlu kita gebukin sampe mampus tuh guru jelek!!! ,eh ngomong-ngomong ko lu dari tadi bilang "ooh...gw udah tahu"?
AB: gw anaknya. !!!!!
Di sebuah sekolah Dasar tibalah dilakukan pembagian raport, ketika tiba giliran Udin untuk menerima raport, sang guru berkata kepada ibunya Udin selaku wali murid, "Anak anda tidak naik kelas."
Kaget dan malu sang ibu mendengarnya, dengan marah dipanggilnya sang anak lalu memarahinya, "Kenapa kamu tidak naik kelas ?"
Dengan enteng Udin menjawab, "apaan mak jangan khan naik kelas Udin naik meja aja dimarahin ".
Kaget dan malu sang ibu mendengarnya, dengan marah dipanggilnya sang anak lalu memarahinya, "Kenapa kamu tidak naik kelas ?"
Dengan enteng Udin menjawab, "apaan mak jangan khan naik kelas Udin naik meja aja dimarahin ".
Ucok, yang tinggal di ujung perumahan, datang ke rumah Udin.
"Gila, tetangga sebelah. Mentang-mentang rumahnya jauh dari warga lain, sepertinya bikin pesta, dan suaranya itu berisik banget" tuturnya.
Udin lalu menyahut. “Kasihan banget. Pasti kamu nggak tidur semalaman, ya?"
Ucok menukas,"Nggak juga, din. Soalnya aku juga pas main drum."
"Gila, tetangga sebelah. Mentang-mentang rumahnya jauh dari warga lain, sepertinya bikin pesta, dan suaranya itu berisik banget" tuturnya.
Udin lalu menyahut. “Kasihan banget. Pasti kamu nggak tidur semalaman, ya?"
Ucok menukas,"Nggak juga, din. Soalnya aku juga pas main drum."
Sesudah bertengkar hebat, suami Bu Dewi pergi dari rumah. Setelah dua hari suaminya tak pulang, sore itu Bu Dewi ke biro iklan.
"Mas, aku titip ini, tolong dimuat di iklan kecil, ya," kata Bu Dewi sambil menyerahkan lipatan kertas. Petugas biro iklan lalu membuka dan membacanya. "Mas, janganlah kembali lagi ke rumah. Saya sudah memaafkan segala kesalahanmu."
"Mas, aku titip ini, tolong dimuat di iklan kecil, ya," kata Bu Dewi sambil menyerahkan lipatan kertas. Petugas biro iklan lalu membuka dan membacanya. "Mas, janganlah kembali lagi ke rumah. Saya sudah memaafkan segala kesalahanmu."
Udin yang ngajar di sekolah dasar, sedang kesal dengan Anton. Siswa satu tersebut, akhir-akhir ini sering terlambat datang.
"Ton, ini untuk kelima kalinya kamu terlambat. Sebenarnya ada apa?" tanya Pak Udin. "Maaf, Pak," sahut Anton. "Itu gara-gara tanda."
Pak Udin bengong. "Itu Pak, tanda lalu lintas," tambah Anton. Pak Udin menyahut," Memangnya ada apa dengan tanda itu?" Anton menukas,"Tanda itu ada tulisannya ‘Awas sekolahan, jalan pelan-pelan’."
"Ton, ini untuk kelima kalinya kamu terlambat. Sebenarnya ada apa?" tanya Pak Udin. "Maaf, Pak," sahut Anton. "Itu gara-gara tanda."
Pak Udin bengong. "Itu Pak, tanda lalu lintas," tambah Anton. Pak Udin menyahut," Memangnya ada apa dengan tanda itu?" Anton menukas,"Tanda itu ada tulisannya ‘Awas sekolahan, jalan pelan-pelan’."
Seorang guru sejarah sedang memberikan pelajaran tentang pahlawan.
"Dari kisah perjuangan tadi, saya yakin, ada di antara kalian yang tidak setuju dengan perang," tanya Pak Guru. "Nah, siapa yang ingin memberikan alasan, kenapa perang harus ditentang."
Seorang murid di belakang mengacungkan jari. "Saya benci perang," jawab si remaja itu. "Sebab perang menciptakan sejarah, dan saya sangat tidak suka pelajaran sejarah."
"Dari kisah perjuangan tadi, saya yakin, ada di antara kalian yang tidak setuju dengan perang," tanya Pak Guru. "Nah, siapa yang ingin memberikan alasan, kenapa perang harus ditentang."
Seorang murid di belakang mengacungkan jari. "Saya benci perang," jawab si remaja itu. "Sebab perang menciptakan sejarah, dan saya sangat tidak suka pelajaran sejarah."
Udin sekeluarga berwisata ke kebun binatang.
"Lho, kok, monyet-monyetnya nggak kelihatan?" kata Udin. Seorang pria berseragam di dekat situ menjawab, "Oh, mereka masuk ke rumah pohon itu untuk kawin, Mas."
Udin menukas, "Pak, apa monyet-monyet itu mau keluar kalau diberi kacang?"
Si petugas kebun binatang menjawab, "Kalau anda sedang kawin, apakah anda mau keluar kalau diberi kacang?."
"Lho, kok, monyet-monyetnya nggak kelihatan?" kata Udin. Seorang pria berseragam di dekat situ menjawab, "Oh, mereka masuk ke rumah pohon itu untuk kawin, Mas."
Udin menukas, "Pak, apa monyet-monyet itu mau keluar kalau diberi kacang?"
Si petugas kebun binatang menjawab, "Kalau anda sedang kawin, apakah anda mau keluar kalau diberi kacang?."
Bapak: "Neng, bantuin angkat belanjaannya dong di motor..."
Anak perempuan: "Siap pak! Tapi ibu kemana? Bukannya bapak tadi pergi sama ibu ke pasar?"
Bapak: "Ada tuh di belakang lagi bayarin parkir,"
Anak perempuan: "Lah, kan bapak sudah sampai rumah?"
Anak perempuan yang langsung buru-buru pergi lagi jemput ibunya yang ketinggalan di pasar.
Anak perempuan: "Siap pak! Tapi ibu kemana? Bukannya bapak tadi pergi sama ibu ke pasar?"
Bapak: "Ada tuh di belakang lagi bayarin parkir,"
Anak perempuan: "Lah, kan bapak sudah sampai rumah?"
Anak perempuan yang langsung buru-buru pergi lagi jemput ibunya yang ketinggalan di pasar.
Dua keponakan Joko main ke rumah.
"Om, kemarin saya dimarahi ayah karena bangun kesiangan. Soalnya, hari itu harus masuk sekolah pagi-pagi," kata keponakan pertama. "Itulah, coba kurangi nonton TV malam-malam," sahut Om Joko.
"Om, om, kalau saya selalu bangun ketika sinar matahari mulai menyinari jendela kamar," kata keponakan kedua.
Om Joko terpana. "Wah, kamu rajin sekali, ya. Berarti tidak pernah kesiangan."
Keponakan kedua menyahut,"Siapa bilang, Om? jendela kamarku kan menghadap ke arah barat."
"Om, kemarin saya dimarahi ayah karena bangun kesiangan. Soalnya, hari itu harus masuk sekolah pagi-pagi," kata keponakan pertama. "Itulah, coba kurangi nonton TV malam-malam," sahut Om Joko.
"Om, om, kalau saya selalu bangun ketika sinar matahari mulai menyinari jendela kamar," kata keponakan kedua.
Om Joko terpana. "Wah, kamu rajin sekali, ya. Berarti tidak pernah kesiangan."
Keponakan kedua menyahut,"Siapa bilang, Om? jendela kamarku kan menghadap ke arah barat."
Saat dokter memeriksa Joko, tiba-tiba perawat yang mengantar pasien sebelum Udin, kembali dengan wajah gugup.
"Dok, Dok, pasien yang baru saja keluar setelah dokter periksa tadi, tiba-tiba jatuh dan meninggal di depan pintu keluar. Apa yang harus saya lakukan?" kata si perawat.
Namun dengan tenang si dokter menjawab, "Nggak perlu panik. Balikkan saja tubuhnya, agar kelihatannya seolah-olah dia baru mau masuk ke sini."
"Dok, Dok, pasien yang baru saja keluar setelah dokter periksa tadi, tiba-tiba jatuh dan meninggal di depan pintu keluar. Apa yang harus saya lakukan?" kata si perawat.
Namun dengan tenang si dokter menjawab, "Nggak perlu panik. Balikkan saja tubuhnya, agar kelihatannya seolah-olah dia baru mau masuk ke sini."
Udin yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang, berbagi cerita.
"Suasana di dalam tidak terkendali waktu itu," kata Udin. "Namun, ada pramugari yang berani memberi pengarahan. Dia bilang, para penumpang yang budiman, untuk memudahkan pendaratan darurat, diminta yang tidak bisa berenang duduk di sebelah kiri saya, dan yang bisa berenang di kanan saya."
Polisi menukas, "Apa ada yang nggak bisa berenang?"
Udin menyahut," Ya, ada. Nah, untuk mereka, pramugari bilang, para penumpang yang tak bisa berenang, kami doakan semoga selamat, dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan."
"Suasana di dalam tidak terkendali waktu itu," kata Udin. "Namun, ada pramugari yang berani memberi pengarahan. Dia bilang, para penumpang yang budiman, untuk memudahkan pendaratan darurat, diminta yang tidak bisa berenang duduk di sebelah kiri saya, dan yang bisa berenang di kanan saya."
Polisi menukas, "Apa ada yang nggak bisa berenang?"
Udin menyahut," Ya, ada. Nah, untuk mereka, pramugari bilang, para penumpang yang tak bisa berenang, kami doakan semoga selamat, dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan."
Polisi menginterogasi seorang pencuri yang ditangkap rekannya kemarin.
"Hai, kamu, ceritakan bagaimana kamu mencongkel jendela rumah itu." , tanya Polisi.
Si pencuri menjawab,"Dengan linggis dan obeng, Pak!"
Kemudian Polisi itu bertanya lagi, "Bisakah kamu memeragakannya?"
Si pencuri menukas,"Wah, ya gak bisa, Pak. Itu 'kan rahasia perusahaan."
"Hai, kamu, ceritakan bagaimana kamu mencongkel jendela rumah itu." , tanya Polisi.
Si pencuri menjawab,"Dengan linggis dan obeng, Pak!"
Kemudian Polisi itu bertanya lagi, "Bisakah kamu memeragakannya?"
Si pencuri menukas,"Wah, ya gak bisa, Pak. Itu 'kan rahasia perusahaan."
Andi baru pulang dari sekolah. Ia langsung menemui mamanya.
"Mama, Mama, hari ini aku dapat nilai 100 di sekolah", teriak Andi, yang kemudian langsung masuk ke rumah. "Nah, gitu dong, itu baru anak mama. Pelajaran apa saja yang dapat nilai seratus?"
Si Andi, dengan wajah tanpa dosa, menyahut,"Nilai Matematika 50, Bahasa 30, dan Sejarah 20, ma"
"Mama, Mama, hari ini aku dapat nilai 100 di sekolah", teriak Andi, yang kemudian langsung masuk ke rumah. "Nah, gitu dong, itu baru anak mama. Pelajaran apa saja yang dapat nilai seratus?"
Si Andi, dengan wajah tanpa dosa, menyahut,"Nilai Matematika 50, Bahasa 30, dan Sejarah 20, ma"
Udin bertemu tiga pria berdasi dari perusahan asuransi yang berbeda.
"Saya tidak membual Pak, kalau klien tiba-tiba meninggal hari Senin, maka Selasa, kami cairkan klaim asuransinya untuk anak dan istrinya. Jadi, ikut asuransi saya Pak," kata pria pertama.
"Kalau klien kami meninggal hari Senin, dua jam kemudian, asuransinya cair, pasti, ikut ke saya Pak," tukas pria kedua.
Pria ketiga menyahut,"Ikut asuransi saya Pak. Gedung kantor asuransi saya, punya 50 lantai, dan perusahaan saya di lantai 6. Andai saja ada klien jatuh dari lantai teratas gedung ini, kami urus klaimnya, hingga dia dapat menerima ceknya ketika jatuh melewati lantai kami."
"Saya tidak membual Pak, kalau klien tiba-tiba meninggal hari Senin, maka Selasa, kami cairkan klaim asuransinya untuk anak dan istrinya. Jadi, ikut asuransi saya Pak," kata pria pertama.
"Kalau klien kami meninggal hari Senin, dua jam kemudian, asuransinya cair, pasti, ikut ke saya Pak," tukas pria kedua.
Pria ketiga menyahut,"Ikut asuransi saya Pak. Gedung kantor asuransi saya, punya 50 lantai, dan perusahaan saya di lantai 6. Andai saja ada klien jatuh dari lantai teratas gedung ini, kami urus klaimnya, hingga dia dapat menerima ceknya ketika jatuh melewati lantai kami."
Penjaga kolam berjalan menuju ke arah Rudi.
"Hai, kamu, kamu nggak boleh buang air kecil di kolam renang ini. Kalau masih kamu ulangi, aku akan laporkan ke orangtuamu," teriak si penjaga kolam itu. Dia menghardik anak kecil yang berdiri di papan loncat.
"Lho, Om, kan banyak yang juga kencing di kolam renang, bukan aku saja,"
jawabnya. Si penjaga kolam menyahut, "Mungkin saja iya, tapi tidak dari papan loncat seperti kamu."
"Hai, kamu, kamu nggak boleh buang air kecil di kolam renang ini. Kalau masih kamu ulangi, aku akan laporkan ke orangtuamu," teriak si penjaga kolam itu. Dia menghardik anak kecil yang berdiri di papan loncat.
"Lho, Om, kan banyak yang juga kencing di kolam renang, bukan aku saja,"
jawabnya. Si penjaga kolam menyahut, "Mungkin saja iya, tapi tidak dari papan loncat seperti kamu."
Udin sudah dua hari ini tidak kelihatan.
Ucak bertanya, Kamu kemana aja din ga kelihatan?"
"Aku lagi cari dokter, cok, soalnya nggak tahu ini sakit apa," katanya saat bertemu Ucok.
"Dokter yang pertama bilang aku kena amandel, jadi harus dioperasi. Eh dokter kedua bilang aku kena radang usus, harus operasi juga."
Ucok menyahut, "Lha, terus gimana, din?"
Udin menjawab,"Ya, aku kembali ke dokter pertama aja. Aku lebih suka operasi amandel daripada operasi usus buntu."
Ucak bertanya, Kamu kemana aja din ga kelihatan?"
"Aku lagi cari dokter, cok, soalnya nggak tahu ini sakit apa," katanya saat bertemu Ucok.
"Dokter yang pertama bilang aku kena amandel, jadi harus dioperasi. Eh dokter kedua bilang aku kena radang usus, harus operasi juga."
Ucok menyahut, "Lha, terus gimana, din?"
Udin menjawab,"Ya, aku kembali ke dokter pertama aja. Aku lebih suka operasi amandel daripada operasi usus buntu."
Kepala Personalia di sebuah perusahaan sedang mencari seorang calon karyawan yang punya kualifikasi baik.
"Silakan duduk," kata Kepala Personalia saat mewawancarai calon karyawan itu. “"Jadi, saudara pernah bekerja sebelumnya."
Calon karyawan menjawab, "Ya, benar Pak."
Kepala Personalia mencecar, "Saudara perokok, pemabuk, pemalas?"
Calon karyawan lagi-lagi menjawab tidak. "Wah, bagus, berarti saudara tidak punya kekurangan ya."
Calon karyawan menyahut, "Ya ada Pak, saya suka bohong."
"Silakan duduk," kata Kepala Personalia saat mewawancarai calon karyawan itu. “"Jadi, saudara pernah bekerja sebelumnya."
Calon karyawan menjawab, "Ya, benar Pak."
Kepala Personalia mencecar, "Saudara perokok, pemabuk, pemalas?"
Calon karyawan lagi-lagi menjawab tidak. "Wah, bagus, berarti saudara tidak punya kekurangan ya."
Calon karyawan menyahut, "Ya ada Pak, saya suka bohong."
Udin terkena juga penyakit pelupa yang sudah akut. Suatu hari ia pergi ke dokter.
"Tolong, tolong saya, ya, dok. Sudah tiga hari ini saya mengalami sakit lupa, tidak ingat apa-apa." kata Udin.
Si Dokter hewan menyahut, "Pak, bapak salah, saya ini dokter hewan. Bapak harus cari dokter lain."
Tapi Udin tak mau kalah. "Itulah, dok. Sudah saya bilang saya ini lupa, apakah saya manusia atau hewan."
"Tolong, tolong saya, ya, dok. Sudah tiga hari ini saya mengalami sakit lupa, tidak ingat apa-apa." kata Udin.
Si Dokter hewan menyahut, "Pak, bapak salah, saya ini dokter hewan. Bapak harus cari dokter lain."
Tapi Udin tak mau kalah. "Itulah, dok. Sudah saya bilang saya ini lupa, apakah saya manusia atau hewan."
Udin orang kampung, ia ingin sekali-sekali menginap di hotel. Ucok lalu mengantarnya. Tiba di hotel, Udin mengeluarkan tabungannya untuk membayar lalu check-in. Seorang pelayan membawa tas menuju kamar yang akan ditempati.
Begitu pintu terbuka, Udin marah-marah. "Eh, saya itu emang orang kampung tapi nggak kampungan. Kok kamu bawa saya ke sini. Ruangan ini kecil, nggak ada ventilasi, nggak ada televisi, tempat tidur juga nggak ada."
Buru-buru Ucok membisiki Udin, "din, din, ini lift din.”
Begitu pintu terbuka, Udin marah-marah. "Eh, saya itu emang orang kampung tapi nggak kampungan. Kok kamu bawa saya ke sini. Ruangan ini kecil, nggak ada ventilasi, nggak ada televisi, tempat tidur juga nggak ada."
Buru-buru Ucok membisiki Udin, "din, din, ini lift din.”
Di halte itu, seorang bapak menegur anak berbaju SMA.
"Maaf dik, tolong rokoknya dimatikan, banyak orang di halte ini," kata si bapak. "Sehari kamu habis berapa?"
Pelajar yang merasa ditegur mendongak. "Paling satu bungkus sehari, Pak. Ya sekitar Rp 10.000-an."
Si bapak menukas, "Nah, coba kamu kumpulin uang itu selama setahun, pasti kamu sudah bisa beli motor. Nggak perlu ikut nunggu bus kayak gini."
Si pelajar menyahut, "Boleh tanya Pak, apa bapak merokok?"
Si bapak menggeleng. Si pelajar menyahut, "Kok, saya nggak melihat motor Bapak?"
"Maaf dik, tolong rokoknya dimatikan, banyak orang di halte ini," kata si bapak. "Sehari kamu habis berapa?"
Pelajar yang merasa ditegur mendongak. "Paling satu bungkus sehari, Pak. Ya sekitar Rp 10.000-an."
Si bapak menukas, "Nah, coba kamu kumpulin uang itu selama setahun, pasti kamu sudah bisa beli motor. Nggak perlu ikut nunggu bus kayak gini."
Si pelajar menyahut, "Boleh tanya Pak, apa bapak merokok?"
Si bapak menggeleng. Si pelajar menyahut, "Kok, saya nggak melihat motor Bapak?"
Di perempatan, seorang laki-laki muda menggunakan motor dengan kencang. Motornya melesat, bahkan menerjang lampu merah yang masih menyala.
Tiba-tiba terdengar bunyi peluit dari polisi yang berjaga. "Selamat pagi, kenapa ngebut, apa Anda tidak melihat kalau lampu merah masih menyala," tanya di polisi.
Si laki-laki itu menjawab,"Tentu saja saya melihat lampu merahnya Pak, tapi maaf, saya tidak melihat kalau ada pak polisi di sini."
Tiba-tiba terdengar bunyi peluit dari polisi yang berjaga. "Selamat pagi, kenapa ngebut, apa Anda tidak melihat kalau lampu merah masih menyala," tanya di polisi.
Si laki-laki itu menjawab,"Tentu saja saya melihat lampu merahnya Pak, tapi maaf, saya tidak melihat kalau ada pak polisi di sini."
Udin datang sambil memegangi jidatnya. "nak, antar aku ke puskesmas ya," katanya memelas. "Lho, kenapa," sahut Tole, anaknya.
"Ini, ayah disengat lebah," jawab Udin.
Ketika tangan diturunkan, terlihat benjolan merah cukup besar.
"Ayah, disengat lebah kok kayak gitu," kata Tole.
Udin menyahut,"Iya memang nak, sebetulnya, lebahnya belum sempat menyengat, Ibumu memukulnya dengan gagang sapu.”
"Ini, ayah disengat lebah," jawab Udin.
Ketika tangan diturunkan, terlihat benjolan merah cukup besar.
"Ayah, disengat lebah kok kayak gitu," kata Tole.
Udin menyahut,"Iya memang nak, sebetulnya, lebahnya belum sempat menyengat, Ibumu memukulnya dengan gagang sapu.”
Suata hari Udin ke sebuah hotel untuk menemui temannya yang bernama Joko,
"Mas, bisa kamu tunjukkan kamar Pak Joko, yang nginap di sini,” tanya Udin kepada pelayan hotel.
Pelayan hotel bertanya, Nama Bapak siapa ??
Udin Menjawab, Nama saya Udin. Saya ada perlu dengan Pak Joko.
Pelayan hotel itu mengangguk. "Di lantai 2, mari saya antar Pak." Sampai di lantai 2, nomor 210, si pelayan berkata, "Ini kamar Pak Joko.
Lalu Udin menukas,"Lha, Pak Jokonya ke mana."
Si pelayan hotel menjawab,"Oh, dia sedang duduk di kafe, di lantai bawah, menunggu bapak yang mau datang."
"Mas, bisa kamu tunjukkan kamar Pak Joko, yang nginap di sini,” tanya Udin kepada pelayan hotel.
Pelayan hotel bertanya, Nama Bapak siapa ??
Udin Menjawab, Nama saya Udin. Saya ada perlu dengan Pak Joko.
Pelayan hotel itu mengangguk. "Di lantai 2, mari saya antar Pak." Sampai di lantai 2, nomor 210, si pelayan berkata, "Ini kamar Pak Joko.
Lalu Udin menukas,"Lha, Pak Jokonya ke mana."
Si pelayan hotel menjawab,"Oh, dia sedang duduk di kafe, di lantai bawah, menunggu bapak yang mau datang."
Udin sedang bersantai sambil membaca koran. Seorang anak kecil duduk di depan, sambil mencorat-coret dengan pensil di kertas.
"Om, Om, bisa nggak Om tersenyum sebentar saja. Saya ingin menggambar sesuatu," kata si anak kecil itu.
Karena tak ada orang lain di sekitar itu, Udin menyahut,"Adik mau gambar saya ya???. Oh, nggak apa apa. Memang, adik mau menggambar apa."
Si anak dengan polosnya menjawab,"Saya hanya ingin menggambar buaya sedang sakit gigi Om."
"Om, Om, bisa nggak Om tersenyum sebentar saja. Saya ingin menggambar sesuatu," kata si anak kecil itu.
Karena tak ada orang lain di sekitar itu, Udin menyahut,"Adik mau gambar saya ya???. Oh, nggak apa apa. Memang, adik mau menggambar apa."
Si anak dengan polosnya menjawab,"Saya hanya ingin menggambar buaya sedang sakit gigi Om."
Sore itu, Udin kecil duduk di samping rumahnya.
"Om, om, boleh minta uangnya ya," kata Udin kecil.
"Buat apa," tanya Om-nya Udin.
Udin kecil menyahut,"Itu Om, di depan rumah ada orang yang berteriak. Suaranya memelas, kasihan Om." Si Om penasaran,"Memang, dia teriak-teriak apa."
Udin kecil menukas,"Bakso, bakso."
"Om, om, boleh minta uangnya ya," kata Udin kecil.
"Buat apa," tanya Om-nya Udin.
Udin kecil menyahut,"Itu Om, di depan rumah ada orang yang berteriak. Suaranya memelas, kasihan Om." Si Om penasaran,"Memang, dia teriak-teriak apa."
Udin kecil menukas,"Bakso, bakso."
Sebuah lembaga penelitian dari Amerika memastikan kalau buah alpukat bisa menghilangkan stres. Usai membeli 2 kg alpukat, Udin mencoba membuktikan itu. Sudah dua hari ini, Udin kesal dan stres karena tetangga depan rumah berteriak sepanjang hari. Maka, Udin kemudian melemparkan beberapa alpukat ke pintu rumah tetangga itu. Buk, buk, buk. Suara si tetangga itu akhirnya berhenti.
Suatu hari Ucok, yang suka pinjam barang, datang kerumah Udin.
"Hai, din, boleh nggak aku pinjam gunting rumputnya," tanya Ucok, yang pagi-pagi sudah bertamu. Udin mencoba berkelit. "Maaf Cok, saya mau bersih-bersih rumput dan motong daun mangga di depan rumah. Mungkin saya pakai sampai siang".
Namun Ucok malah tersenyum. "Mmmm, berarti hari ini kamu nggak main futsal dong, nah aku pinjam sepatunya yaa."
"Hai, din, boleh nggak aku pinjam gunting rumputnya," tanya Ucok, yang pagi-pagi sudah bertamu. Udin mencoba berkelit. "Maaf Cok, saya mau bersih-bersih rumput dan motong daun mangga di depan rumah. Mungkin saya pakai sampai siang".
Namun Ucok malah tersenyum. "Mmmm, berarti hari ini kamu nggak main futsal dong, nah aku pinjam sepatunya yaa."
Di suatu sidang pencurian barang di sebuah mal terkenal.
"Kami memutuskan, terdakwa yang ketahuan mencuri barang ini dihukum empat bulan," kata hakim yang menjatuhkan vonis. "Apa ada yang keberatan? Bagaimana penuntut umum dan pengacara."
Hening, tapi di barisan belakang tempat duduk, terdengar suara laki-laki.
"Saya keberatan Pak Hakim. Seharusnya, dia diberi hukuman hanya 2 bulan, karena barang yang dia ambil adalah barang yang kami diskon sampai 50 persen."
"Kami memutuskan, terdakwa yang ketahuan mencuri barang ini dihukum empat bulan," kata hakim yang menjatuhkan vonis. "Apa ada yang keberatan? Bagaimana penuntut umum dan pengacara."
Hening, tapi di barisan belakang tempat duduk, terdengar suara laki-laki.
"Saya keberatan Pak Hakim. Seharusnya, dia diberi hukuman hanya 2 bulan, karena barang yang dia ambil adalah barang yang kami diskon sampai 50 persen."
Udin menghadiri kampanye menuju kepala desa baru. Namanya lagi kampanya, banyak janji yang disampaikan. Nah, calon kepala desa baru yang asli kampung sebelah berorasi di lapangan bola kampung.
"Bapak-bapak, Ibu-ibu, kalau saya terpilih nanti, saya akan membangun jalan dan jembatan agar akses ke kampung ini lebih mudah untuk menjual hasil pertanian ke kota."
Seorang warga yang berdiri di dekat panggung berteriak,"Tapi Pak, di kampung kita tidak ada sungai, jadi untuk apa dibangun jembatan."
Tak kurang akal, calon kepala desa itu menukas,"Jangan khawatir, kalau tidak ada sungai di kampung ini, kita akan bangun jembatan sekaligus dengan sungainya!".
"Bapak-bapak, Ibu-ibu, kalau saya terpilih nanti, saya akan membangun jalan dan jembatan agar akses ke kampung ini lebih mudah untuk menjual hasil pertanian ke kota."
Seorang warga yang berdiri di dekat panggung berteriak,"Tapi Pak, di kampung kita tidak ada sungai, jadi untuk apa dibangun jembatan."
Tak kurang akal, calon kepala desa itu menukas,"Jangan khawatir, kalau tidak ada sungai di kampung ini, kita akan bangun jembatan sekaligus dengan sungainya!".
Ada kejadian aneh di Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit Ternama di Bilangan Jakarta Pusat, ditemukan indikasi para pasien yang memerlukan bantuan pernafasan selalu meninggal di tempat tidur yang sama pada kamar yang sama dan selalu pada waktu yang sama yaitu Jumat Pk. 08.00 pagi tanpa peduli umur, kelamin, kondisi atau latar belakang penyakit.
Hal ini sangat membingungkan para dokter dan beberapa ahli bahkan berpikir bahwa hal ini ada hubungannya dengan supranatural, mengapa selalu pada hari Jumat dan pada tempat tidur yang sama?
Lalu para dokter memutuskan untuk menuntaskan kasus ini dan menyelidiki penyebab dari beberapa kejadian tersebut.
Begitu tiba hari Jumat, semua orang di rumah sakit tersebut menunggu dengan tegang apakah kejadian buruk itu akan terulang kembali ? Lalu dibaringkanlah pasien baru rumah sakit itu di sana. Beberapa dokter sudah memegang tasbih, quran, alkitab bahkan sebagian lagi memegang bawang putih, salib kayu dan benda-benda suci lainnya untuk menangkal iblis.
Sementara sang pasien tetap terbaring di sana, seiring dengan berjalannya waktu…… pukul 07:00…. 07:30…. tepat sebelum waktu keramat itu tiba ……Pintu kamar tersebut terbuka. Kemudian masuklah Tukimin…part timer cleaning service untuk hari Jumat…dia langsung mencabut kabel alat bantu pernafasan pasien dari stop kontaknya lalu …. menggantinya dengan vacuum cleaner dan mulai membersihkan ruangan.
Hal ini sangat membingungkan para dokter dan beberapa ahli bahkan berpikir bahwa hal ini ada hubungannya dengan supranatural, mengapa selalu pada hari Jumat dan pada tempat tidur yang sama?
Lalu para dokter memutuskan untuk menuntaskan kasus ini dan menyelidiki penyebab dari beberapa kejadian tersebut.
Begitu tiba hari Jumat, semua orang di rumah sakit tersebut menunggu dengan tegang apakah kejadian buruk itu akan terulang kembali ? Lalu dibaringkanlah pasien baru rumah sakit itu di sana. Beberapa dokter sudah memegang tasbih, quran, alkitab bahkan sebagian lagi memegang bawang putih, salib kayu dan benda-benda suci lainnya untuk menangkal iblis.
Sementara sang pasien tetap terbaring di sana, seiring dengan berjalannya waktu…… pukul 07:00…. 07:30…. tepat sebelum waktu keramat itu tiba ……Pintu kamar tersebut terbuka. Kemudian masuklah Tukimin…part timer cleaning service untuk hari Jumat…dia langsung mencabut kabel alat bantu pernafasan pasien dari stop kontaknya lalu …. menggantinya dengan vacuum cleaner dan mulai membersihkan ruangan.
Langganan:
Postingan (Atom)