' Kumpulan Cerita Lucu: Mei 2010

Padat Penumpang

Diposting oleh Anonim | 21.19

Di sebuah gerbong KRL yang padat.

Bapak: "Aduh bu, saya gak bisa keluar nih"
Penumpang lain: "Ibu goyang dulu biar bapaknya cepat keluar."

Listrik Padam

Diposting oleh Anonim | 20.09

Adik: "Aduh kenapa sih mati lampu harus siang-siang gini?"
Kakak: "Bukannya lebih mending siang ya dek? Kalo malem kan ga enak rumah jadi gelap."
Adik: "Ya tapi kalo siang kan panas, gak bisa pake AC."
Kakak: "Kalo panas ya nyalain kipas angin aja."

Arah Barat

Diposting oleh Anonim | 21.59

Dua keponakan Joko main ke rumah.

"Om, kemarin saya dimarahi ayah karena bangun kesiangan. Soalnya, hari itu harus masuk sekolah pagi-pagi," kata keponakan pertama. "Itulah, coba kurangi nonton TV malam-malam," sahut Om Joko.

"Om, om, kalau saya selalu bangun ketika sinar matahari mulai menyinari jendela kamar," kata keponakan kedua.

Om Joko terpana. "Wah, kamu rajin sekali, ya. Berarti tidak pernah kesiangan."

Keponakan kedua menyahut,"Siapa bilang, Om? jendela kamarku kan menghadap ke arah barat."

Hutang Beras

Diposting oleh Anonim | 21.56

Cerita sebuah keluarga yang kurang mampu.

"Mak, Mak, disuruh bapak ngutang beras dan garam lagi, Mak," kata si anak.

Emak balik bertanya,"Lha, berasnya berapa liter sekarang?"

Anak itu menyahut, "Seperti biasa, Mak, dua liter. Dan jangan lupa, Mak, kembaliannya permen, ya."

Dokter dan Perawat

Diposting oleh Anonim | 21.50

Saat dokter memeriksa Joko, tiba-tiba perawat yang mengantar pasien sebelum Udin, kembali dengan wajah gugup.

"Dok, Dok, pasien yang baru saja keluar setelah dokter periksa tadi, tiba-tiba jatuh dan meninggal di depan pintu keluar. Apa yang harus saya lakukan?" kata si perawat.

Namun dengan tenang si dokter menjawab, "Nggak perlu panik. Balikkan saja tubuhnya, agar kelihatannya seolah-olah dia baru mau masuk ke sini."

Kecelakaan Pesawat Terbang

Diposting oleh Anonim | 21.43

Udin yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang, berbagi cerita.

"Suasana di dalam tidak terkendali waktu itu," kata Udin. "Namun, ada pramugari yang berani memberi pengarahan. Dia bilang, para penumpang yang budiman, untuk memudahkan pendaratan darurat, diminta yang tidak bisa berenang duduk di sebelah kiri saya, dan yang bisa berenang di kanan saya."

Polisi menukas, "Apa ada yang nggak bisa berenang?"

Udin menyahut," Ya, ada. Nah, untuk mereka, pramugari bilang, para penumpang yang tak bisa berenang, kami doakan semoga selamat, dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan."

Rahasia Perusahaan

Diposting oleh Anonim | 21.40

Polisi menginterogasi seorang pencuri yang ditangkap rekannya kemarin.

"Hai, kamu, ceritakan bagaimana kamu mencongkel jendela rumah itu." , tanya Polisi.

Si pencuri menjawab,"Dengan linggis dan obeng, Pak!"

Kemudian Polisi itu bertanya lagi, "Bisakah kamu memeragakannya?"

Si pencuri menukas,"Wah, ya gak bisa, Pak. Itu 'kan rahasia perusahaan."

Nilai Sempurna

Diposting oleh Anonim | 21.35

Andi baru pulang dari sekolah. Ia langsung menemui mamanya.

"Mama, Mama, hari ini aku dapat nilai 100 di sekolah", teriak Andi, yang kemudian langsung masuk ke rumah. "Nah, gitu dong, itu baru anak mama. Pelajaran apa saja yang dapat nilai seratus?"

Si Andi, dengan wajah tanpa dosa, menyahut,"Nilai Matematika 50, Bahasa 30, dan Sejarah 20, ma"

Klaim Asuransi

Diposting oleh Anonim | 21.29

Udin bertemu tiga pria berdasi dari perusahan asuransi yang berbeda.

"Saya tidak membual Pak, kalau klien tiba-tiba meninggal hari Senin, maka Selasa, kami cairkan klaim asuransinya untuk anak dan istrinya. Jadi, ikut asuransi saya Pak," kata pria pertama.

"Kalau klien kami meninggal hari Senin, dua jam kemudian, asuransinya cair, pasti, ikut ke saya Pak," tukas pria kedua.

Pria ketiga menyahut,"Ikut asuransi saya Pak. Gedung kantor asuransi saya, punya 50 lantai, dan perusahaan saya di lantai 6. Andai saja ada klien jatuh dari lantai teratas gedung ini, kami urus klaimnya, hingga dia dapat menerima ceknya ketika jatuh melewati lantai kami."

Papan Loncat

Diposting oleh Anonim | 21.24

Penjaga kolam berjalan menuju ke arah Rudi.

"Hai, kamu, kamu nggak boleh buang air kecil di kolam renang ini. Kalau masih kamu ulangi, aku akan laporkan ke orangtuamu," teriak si penjaga kolam itu. Dia menghardik anak kecil yang berdiri di papan loncat.

"Lho, Om, kan banyak yang juga kencing di kolam renang, bukan aku saja,"

jawabnya. Si penjaga kolam menyahut, "Mungkin saja iya, tapi tidak dari papan loncat seperti kamu."

Pilih Yang Mana

Diposting oleh Anonim | 21.18

Udin sudah dua hari ini tidak kelihatan.

Ucak bertanya, Kamu kemana aja din ga kelihatan?"

"Aku lagi cari dokter, cok, soalnya nggak tahu ini sakit apa," katanya saat bertemu Ucok.

"Dokter yang pertama bilang aku kena amandel, jadi harus dioperasi. Eh dokter kedua bilang aku kena radang usus, harus operasi juga."

Ucok menyahut, "Lha, terus gimana, din?"

Udin menjawab,"Ya, aku kembali ke dokter pertama aja. Aku lebih suka operasi amandel daripada operasi usus buntu."

Calon Karyawan

Diposting oleh Anonim | 21.11

Kepala Personalia di sebuah perusahaan sedang mencari seorang calon karyawan yang punya kualifikasi baik.

"Silakan duduk," kata Kepala Personalia saat mewawancarai calon karyawan itu. “"Jadi, saudara pernah bekerja sebelumnya."

Calon karyawan menjawab, "Ya, benar Pak."

Kepala Personalia mencecar, "Saudara perokok, pemabuk, pemalas?"

Calon karyawan lagi-lagi menjawab tidak. "Wah, bagus, berarti saudara tidak punya kekurangan ya."

Calon karyawan menyahut, "Ya ada Pak, saya suka bohong."

Penyakit Lupa

Diposting oleh Anonim | 21.07

Udin terkena juga penyakit pelupa yang sudah akut. Suatu hari ia pergi ke dokter.

"Tolong, tolong saya, ya, dok. Sudah tiga hari ini saya mengalami sakit lupa, tidak ingat apa-apa." kata Udin.

Si Dokter hewan menyahut, "Pak, bapak salah, saya ini dokter hewan. Bapak harus cari dokter lain."

Tapi Udin tak mau kalah. "Itulah, dok. Sudah saya bilang saya ini lupa, apakah saya manusia atau hewan."

Kamar Hotel

Diposting oleh Anonim | 21.02

Udin orang kampung, ia ingin sekali-sekali menginap di hotel. Ucok lalu mengantarnya. Tiba di hotel, Udin mengeluarkan tabungannya untuk membayar lalu check-in. Seorang pelayan membawa tas menuju kamar yang akan ditempati.

Begitu pintu terbuka, Udin marah-marah. "Eh, saya itu emang orang kampung tapi nggak kampungan. Kok kamu bawa saya ke sini. Ruangan ini kecil, nggak ada ventilasi, nggak ada televisi, tempat tidur juga nggak ada."

Buru-buru Ucok membisiki Udin, "din, din, ini lift din.”

Rokok atau Motor

Diposting oleh Anonim | 20.58

Di halte itu, seorang bapak menegur anak berbaju SMA.

"Maaf dik, tolong rokoknya dimatikan, banyak orang di halte ini," kata si bapak. "Sehari kamu habis berapa?"

Pelajar yang merasa ditegur mendongak. "Paling satu bungkus sehari, Pak. Ya sekitar Rp 10.000-an."

Si bapak menukas, "Nah, coba kamu kumpulin uang itu selama setahun, pasti kamu sudah bisa beli motor. Nggak perlu ikut nunggu bus kayak gini."

Si pelajar menyahut, "Boleh tanya Pak, apa bapak merokok?"

Si bapak menggeleng. Si pelajar menyahut, "Kok, saya nggak melihat motor Bapak?"

Lampu Merah

Diposting oleh Anonim | 01.11

Di perempatan, seorang laki-laki muda menggunakan motor dengan kencang. Motornya melesat, bahkan menerjang lampu merah yang masih menyala.

Tiba-tiba terdengar bunyi peluit dari polisi yang berjaga. "Selamat pagi, kenapa ngebut, apa Anda tidak melihat kalau lampu merah masih menyala," tanya di polisi.

Si laki-laki itu menjawab,"Tentu saja saya melihat lampu merahnya Pak, tapi maaf, saya tidak melihat kalau ada pak polisi di sini."

Sengatan Lebah

Diposting oleh Anonim | 01.05

Udin datang sambil memegangi jidatnya. "nak, antar aku ke puskesmas ya," katanya memelas. "Lho, kenapa," sahut Tole, anaknya.

"Ini, ayah disengat lebah," jawab Udin.

Ketika tangan diturunkan, terlihat benjolan merah cukup besar.

"Ayah, disengat lebah kok kayak gitu," kata Tole.

Udin menyahut,"Iya memang nak, sebetulnya, lebahnya belum sempat menyengat, Ibumu memukulnya dengan gagang sapu.”