' Kumpulan Cerita Lucu: Agustus 2009

Lebih Berani

Diposting oleh Anonim | 23.48

Suatu malam ada seorang preman yang pergi ke dokter gigi untuk mencabut gigi gerahamnya yang bolong. Badannya si preman sich gede, tapi dia paling takut sama jarum suntik.

Waktu si dokter mau menyuntik, si preman berujar, "Dok, tolong jangan disuntik, saya takut, dok!".

Mengetahui sang pasien takut lalu sang dokter menawarkan segelas bir untuk diminum si preman agar rasa takutnya bisa berkurang.

Lalu si dokter berkata, "Bagaimana, Anda sudah lebih berani sekarang?'

Si preman menjawab, "Benar, sekarang saya merasa lebih berani. Siapapun yang menyentuh gigi saya akan tahu akibatnya...".

Salah Pencet

Diposting oleh Anonim | 23.47

Waktu saya baru dua hari bekerja di sebuah perusahaan asing, saya sempet menelpon ke bagian dapur sambil berteriak,
"Ambilkan gue kopi... cepaat!" ternyata jawaban dari balik telepon tidak kalah keras dan marahnya.
"Hei bodoh... kamu salah pencet extention? Kamu tahu dengan siapa kamu bicara?"
"Tidak.. " saya menyahut
"Saya direktur utama disini, dasar idiot. Saya pecat kamu nanti!"
Nggak kalah gertak dan kalah teriak saya balas menjawab,
"dan Bapak tahu siapa saya?"
"Tidak." jawab Boss saya itu.
"Syukurlah kalo gitu" kata saya cuek sambil menutup telepon.

Karcis Hilang

Diposting oleh Anonim | 12.24

Suatu hari, Udin naik kereta api. Pada saat pameriksaan karcis yang kedua kalinya Profesor itu kebingungan, karena karcisnya hilang.

Tapi kondektur itu merasa yakin bahwa pada pemeriksaan yang pertama dia telah melubangi (periksa) karcis milik bapak itu!!!!

Kondektur: "Saya yakin bapak memiliki karcis tersebut, karena pada pemeriksaan pertama, saya masih ingat kalo bapak memilikinya. Bapak tidak perlu binggung, tidak perlu takut, saya tidak ngeharusin Pak Prof membeli karcis lagi kok. Tenang aja pak...!"

Udin: "Gimana bisa tenang! Karena hilangnya karcis itu, saya jadi lupa di stasiun mana saya harus turun?!!!!"

Bertekuk Lutut

Diposting oleh Anonim | 11.43

"Edi, kasih gua minuman yang paling keras!" teriak Udin di sebuah bar.
“Gua barusan berantem lagi sama bini gua.”
“Terus, kali ini gimana akhir ceritanya?” tanya Edi si bartender setengah nggak berselera mendengarkan cerita Udin.
“Seusai berantem, bini gua mendatangi gua dan berlutut" kata Udin sambil nenggak minuman.
“Waahhh... hebat banget istri lo ampe bertekuk lutut. Terus dia bilang apa?”
“Dia memaki-maki gua dan menyuruh gua keluar dari kolong tempat tidur!”

Kalender Baru

Diposting oleh Anonim | 18.35

Pada saat tahun baru, seorang cucu yang sayang dan perhatian kepada neneknya berkunjung menemuinya.

Cucu: Nek, apa kabar?
Nenek: Baik cu… kamu bawa oleh-oleh apa?
Cucu: Ini nek, aku bawa kalender tahun ini.
Nenek: Aduuh cu, kamu kok baik amat… enggak usah repot-repot cu, wong tahun kemaren kalendernya juga masih bagus kok…
Cucu: ?*#@?

Masuk Neraka

Diposting oleh Anonim | 18.29

Seorang ustadz tengah menerangkan tentang surga dan neraka di hadapan murid-muridnya yang tengah duduk di bangku masing. Sang ustadz pun melemparkan pertanyaan:

Ustadz: Siapa di antara yang ingin masuk neraka? Kalau ada tolong berdiri
Murid: Tidak adaaa, Ustadz. ( tiba-tiba Udin berdiri)
Ustadz: Kenapa kamu berdiri, Udin? Memang anda mau masuk neraka?
Udin: Saya kasihan melihat ustadzah berrdiri sendirian. Jadi saya ingin menemani ustadz masuk neraka. Boleh kan?!

Lebih Murah

Diposting oleh Anonim | 23.23

Di sebuah toko penjual burung, ada 2 burung Kakatua. Kedua burung itu berbeda, yang satu suka bernyayi dan yang satunya lagi hanya diam saja, datang seseorang ingin membeli burung Kakatua. Ia berkata kepada si penjual burung

Pembeli : “Berapa harga burung Kakatua ini, Mas??”
Penjual : “Kalau yang suka nyanyi itu 500.000 rupiah, sedangkan yang diam itu 1.000.000 rupiah.”
Pembeli: : “Lho kok yang suka nyanyi harganya lebih murah dari yang hanya diam saja.”
Penjual : “Ya … jelas beda, wong yang harganya 1.000.000 rupiah itu pencipta lagunya kok ….”

Ajaran 3B

Diposting oleh Anonim | 11.16

Seorang Pemuda berkonsultasi kepada Ustadz

Pemuda: Pak Ustadz, saya koq susah banget dapetjodoh?
Ustadz: Memangnya gadis seperti apa yang kamu inginkan?
Pemuda: Sederhana saja, Pak Ustadz.Asal gadis itu putih, cantik, tinggi, langsing, pinter, perhatian, dan sayang kepada Saya.
Ustadz: Ingat ajaran 3B?
Pemuda: Maksud Pak Ustadz?
Ustadz: Pertama, Berdoa.
Pemuda: Berdoa sudah, Pak Ustadz. Bahkan berpuasa pun saya lakoni.
Ustadz: Kedua, Berusaha.
Pemuda: Berusaha, jangan tanya, Pak Ustadz. Segala usaha sudah saya lakukan.
Ustadz: Kalau begitu, Kamu Perlu melakukan B yang ketiga.
Pemuda: Apa itu, Pak Ustadz?
Ustadz: BERCERMIN.

Ramadhan di depan mata. Sudah ku cium semerbaknya. Sudah ku sentuh hangatnya. Sudah ku dengar merdunya.

Ramadhan sudah menyapa. Dia tawarkan malam-malam panjangnya. Dia tawarkan pahala yang dilipatgandakan. Dia tawarkan lailatul qodar.

Ramadhan seperti medan peperangan melawan hawa nafsu. Aku adalah salah satu pesertanya. Akankah aku menang dengan membawa pulang pahala, keindahan malam 1000 bulan dan kembali sucinya diri. Atau aku akan kalah bersimbah penyesalan telah membiarkan dia berlalu sia-sia.

Ya Allah, sampaikanlah aku pada Ramadhan tahun ini. Amin Ya Robb.


Tarif Pengacara

Diposting oleh Anonim | 18.44

Udin butuh bantuan hukum untuk sengketa tanah warisan. "Boleh tau Pak, berapa tarif Bapak," tanya Udin. "Oh, itu," jawab si pengacara. "Hanya Rp 10 juta, untuk tiga pertanyaan." Udin kaget. “Tidakkah itu terlalu mahal Pak.” Si pengacara menyahut,"Ya betul. Jadi, apa pertanyaan bapak yang ketiga."

Kesasar

Diposting oleh Anonim | 13.44

Di dalam Sebuah Pesawat penerbangan domestik. Seorang pria kelihatan sedang bingung.

Nenek: "Anda mau kemana Mas".
Pria: "Oh, saya mau ke Jakarta".
Nenek: "Anda salah. Tempat duduk ini untuk tujuan Medan. Kalau ke Jakarta, duduknya di belakang sana. Itu masih kosong".
Pria: "Untung, ketemu nenenk. Kalau ngga, saya bisa kesasar".

Pertanyaan Jaksa Penuntut

Diposting oleh Anonim | 11.21

Saat di pengadilan, Udin hadir di sidang perkara.

"Anda sudah menikah," tanya jaksa penuntut kepada laki-laki kecil yang duduk sebagai saksi.

"Sudah, Pak. Satu kali." jawab laki-laki itu

Jaksa penuntut bertanya lagi, "Siapa yang anda nikahi."

"seorang perempuan, pak sahut laik-laki itu

Jaksa penuntut langsung menghardik,"Ya tentu saja, memang anda pernah dengar ada yang menikah dengan laki-laki."

Tanpa rasa bersalah, saksi berkata, "Ada Pak, adik perempuan saya."

Balas Dendam II

Diposting oleh Anonim | 11.14

Udin, seorang guru, seminggu lalu kena tilang. Dia memilih sidang di pengadilan.

"Pekerjaan Bapak apa," tanya hakim waktu itu.
"Saya guru Pak Hakim," jawab Udin.
"Saya tahu, Bapak tidak ingat saya???", "Kalau, mungkin ini bisa buat bapak ingat. Sekarang bapak duduk di pojok dan tulis 500 kalimat di kertas ini : Saya tidak akan melanggar lampu lalu lintas lagi." sahut hakim.

Naik Motor

Diposting oleh Anonim | 11.13

Udin sudah siap di atas motor. Ia akan mengantar neneknya ke dokter. “Ayo nek, pegangan yang erat." Si nenek bilang sudah pegangan, maka udin langsung menarik gas motornya. Tapi, ada yang serasa jatuh. udin menoleh, "Lho, kok bisa jatuh Yang. Katanya sudah pegangan. Pegangan di mana??." Sambil meringis sakit si nenek menjawab,”Tadi, pegang pagar rumah.”

Salah Paham

Diposting oleh Anonim | 11.08

Tiba-tiba, bangunan lantai 5 di kota roboh. Seorang wartawan ditugaskan untuk meliput. Ia berhasil menemui kontraktornya.

Wartawan : "Pak, apa sudah benar campuran betonnya, kok bisa roboh."
"Ah, begini pak," sahut si kontraktor, "Saya sudah instruksikan, agar campurannya 1:2, tapi mungkin anak buah saya salah"
Wartawan terheran, "Lho, maksudnya."
"Ya, 1:2, itu mungkin 1 truk pasir dicampur 2 sak semen. Ya roboh." sahut si kontraktor

Lapor Polisi

Diposting oleh Anonim | 11.05

Kopral Udin mengangkat telepon yang berdering. Terdengar suara anak kecil yang terdengar gugup. “Halo, halo, Pak Polisi,” kata si anak itu. “Tolong kami Pak. Saat ini, om saya sedang dikeroyok tiga orang preman di dekat terminal.” Kopral Udin langsung merespons,”Sudah berapa lama.” “Aduh Pak, sejak 10 menit lalu.” “Lho, kok kamu baru lapor sekarang,” tanya Kopral Udin. “Maaf, Pak, soalnya, sampai menit kelima, om saya masih menang Pak,” tukas si anak.

Saran Yang Baik

Diposting oleh Anonim | 11.02

Suatu siang, datang pemain sepak bola terkenal bertamu ke rumah Udin. Dia ingin curhat saja. "Din, bantuin ya," kata pemain yang biasa di posisi striker itu. "Aku benar-benar nggak ngerti. Pada satu pertandingan, aku bisa main bagus, tapi di pertandingan berikutnya, aku main jelek banget." Karena jarang nonton bola, udin menjawab sekenanya,"Kalau gitu, kenapa kamu nggak main setiap dua pertandingan sekali. Kali ini main, besok nggak, nah setelah itu, baru main lagi."

Film Kolosal

Diposting oleh Anonim | 10.56

Seorang wartawan diminta mewawancarai seorang produser film. Sang produser ini kabarnya akan membuat film perang kolosal, yang belum pernah ada.

"Apa yang paling mengesankan dari film Anda nanti," tanya wartawan.

"Saya akan menggunakan dua regu tentara untuk adegan perang. Setiap regu terdiri atas 25.000 orang," papar si sutradara.

Wartawan mengangguk-angguk. "Pasti akan seru, tapi bagaimana nanti honor mereka. Berapa budget Anda."

Si sutradara mengelus dagunya. "Saya sudah tebak arah pertanyaan Anda. Semua sudah diperhitungkan. Karena itu, saya akan menggunakan peluru asli."